Bagaimana Mengelola TPA yang baik itu ?
Oleh Ustadz Ahmadi (Ketua Umum Badko TKA-TPA Kab.
Bantul)
Apa itu TPA ?
TPA adalah sebuah
tempat yang nyaman bagi anak-anak, remaja, maupun orang tua untuk belajar
Al-Qur’an.
Prinsip
pembelajaran Al-Qur’an di TPA :
1.
Mudah (Metode Iqro yang cepat)
2.
Murah (Tidak ditarik Biaya yang mahal atau sukarela)
3.
Menyenangkan (Penuh dengan permainan maupun tempat
yang nyaman)
4.
Menghasilkan (target yang jelas)
5.
Memuaskan (hasilnya yang berkualitas dapat dirasakan)
Pengurus :
1.
Pengurus Harian/Eksekutif : Direktur, Wakil Direktur,
Bagian Tata Usaha, Bagian Bendahara, Bagian, Kesantrian, Bagian Keustadzan,
Bagian Umum.
2.
Pengurus Yayasan atau lembaga yang menaungi TPA
(Takmir, PKK, Muhammadiyah, NU, DLL)
3.
Pengurus Perkumpulan Wali Santri
4.
Dewan Penyantun/Donatur/Simpatisan
Kegiatan yang
harus dilakukan di TPA :
1.
Melengkapi Sarana Prasarana
2.
Perencanaan Kegiatan
3.
Pembelajaran Al-Qur’an dan segala penunjangnya.
4.
Evaluasi Pembelajaran (Rapor, Wisuda, Ijazah,
Festival, Perlombaan, DLL)
5.
Peningkatan Kualitas Pengelola
6.
Peningkatan Kualitas Ustadz
7.
Administrasi dan Dokumentasi
Jenis-jenis Pelatihan untuk Ustadz TPA :
1.
Metodologi Iqro.
2.
Manajemen TKA-TPA-TQA
3.
Manajemen Kelas
4.
Pengajaran Tajwid kepada Anak-anak.
5.
Metodologi Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM)
6.
Murottal
7.
Iqro Klasikal
8.
Bahasa Arab
9.
Psikologi Anak
10. Problem Solving
11. DLL
Selamat
dan sukses semoga Allah senantiasa membimbing dan memberi kekuatan kepada kita
semua, Amin.
Disampaikan di TPA Pucung Growong Imogiri
Hari Jum’at Malam Sabtu, Tanggal : 4
Pebruari 2011,
![]() |

![]() |
Sajian Spesial Pijar
Terjebak Dalam
Budaya “Hura-Hura”
Oleh : Ahmadi
Allah SWT berfirman :”
….Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah kamu diperdaya oleh
kehidupan dunia, dan janganlah penipu memperdaya kamu untuk mentaati Allah.”
(QS. Luqman 31)
Ketika tahun baru datang, kita
saksikan dimana-mana banyak diantara kita yang berpesta pora merayakan tahun
baru. Kegiatan yang bersifat hura-hura tersebut sudah tentu terjadi pemborosan,
padahal pemborosan adalah termasuk perbuatan syetan, sebagaimana Allah
berfirman dalam QS. Al-Isra’ 27 : “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat boros
adalah saudara syetan, padahal syetan terhadap tuhannya adalah ingkar.”
Kaum muda kita banyak yang
terjebak dalam budaya yang penting senang, yang penting nikmat. Mereka sudah
banyak yang kehilangan jati diri sebagai seorang muslim, mereka mengaku beragama Islam tetapi
kehidupannya jauh dari nilai-nilai Islam.
Jika kita perhatikan tahun baru
tempat mana yang banyak dikunjungi, tentunya tempat-tempat wisata, padahal
perayaan tahun baru biasanya dirayakan pada tengah malam jam 12.00 malam. Tentu
hal ini lebih banyak maksiat yang terjadi. Bagaimana mungkin seorang wanita dan
laki-laki yang sudah tentu bukan saudara, bukan suami istri malam-malam pergi,
tentu hal tersebut hanya akan “pacaran”.
Mestinya ketika tahun baru datang
kita sadari bahwa umur kita secara kuantitas bertambah, tetapi secara jatah
umur kita akan habis. Sehingga mestinya tahun baru kita bermuhasabah agar tahun
depan kita dapat berbuat yang lebih baik.
Saat ini sangat jarang kita
mendengar muda-mudi yang berbuat untuk kemajuan masyarakat, lebih banyak mereka
berbuat yang mereka suka atau yang mereka anggap menguntungkan. Banyak yang
terjerumus kedalam kemaksiatan. Apalagi jika kita melihat data nikah di KUA
banyak sekali terjadi pernikahan hamil dahulu. Tentu ini adalah gambaran buram
generasi muda kita yang menjadi “PEKERJAAN RUMAH” kita bersama terlebih
penyuluh agama Islam secara keseluruhan.
Orang tua memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap putra-putrinya dalam membimbing dalam dunia pergaulan.
Seringkali terjadi pembiaran para orang tua menyaksikan putra-putrinya bergaul
bebas. Padahal pergaulan bebas hanya akan membawa nama buruk bagi orang tuanya
atau masyarakat sekitarnya.
Saat ini jika kita saksikan di
media masa terutama media elektronik banyak menayangkan acara yang mengumbar
nafsu. Bisa kita saksikan di tengah-tengah malam acara siaran langsung, padahal
disaksikan para kawula muda-mudi dengan pakaian yang serba minim. Kita gak habis
pikir mereka datang menyaksikan acara langsung tengah malam apa mereka dapat
ijin dari orang tua. Hal ini yang menjadi keprihatinan kita ternyata tidak
hanya anak muda, tetapi orang tua mereka juga kurang atau tidak memiliki
tanggung jawab menyelamatkan moral anak-anak mereka.
Aneh bin ajaib, anak muda saat ini
jika diberi nasehat oleh guru, kyai, ustadz, bahkan oleh orang tua mereka
sendiri yang memberi makan dan mencukupi kebutuhan mereka, mereka tidak
mematuhi, seakan-akan mereka sudah tahu apa yang terbaik baginya padahal jelek
baginya. Sebagaimana Allah juga berfirman:”Mungkin saja kamu menyukai sesuatu
padahal sesuatu tersebut buruk bagi kamu, mungkin saja kamu membenci sesuatu
padahal sesuatu tersebut baik bagi kamu.” (QS. Al-Baqarah 216)
Agama adalah nasehat bagi manusia,
seringkali sebagian kita memiliki anggapan bahwa agama adalah teori-teori masa
lalu. Padahal agama datang dalam rangka untuk memberikan petunjuk kepada
manusia bagaimana seharusnya dia menjalani hidup di dunia. Dalam rangka untuk
mendapatkan kebahagiaan yang hakiki yang selamanya sampai di kehidupan
selanjutnya.
Banyak di antara kita yang
memiliki paham materialisme, mereka menganggap materilah yang dapat membawa
kebahagian, sehingga ritual-ritual agama yang mereka anggap tidak menghasilkan
secara materi tidak mereka laksanakan. Padahal materi mereka juga memahami
bersifat fana/sementara yang hanya akan membuat mereka sengsara.
Terjadinya kasus-kasus korupsi,
ketidakadilan, manipulasi adalah gambaran bahwa banyak diantara kita yang
kehidupannya memiliki keterikatan dengan materi sangat tinggi, sehingga
seakan-akan dia tidak bisa hidup tanpa materi atau uang yang cukup. Seakan-akan
materi yang menghidupi mereka, mereka meninggalkan Tuhan. Padahal Tuhanlah yang
mencipta materi.
Manusia memiliki dua unsur utama
yaitu Jasmani dan Ruhani. Sudah semestinya keduanya harus mendapat perhatian
kita, jika kita hanya terikat oleh materi, maka kehidupan manusia tak ubahnya
hewan.
Hewan tidak memiliki amanat
mengabdi kepada Zat yang Maha Kuasa, sehingga hewan
hanya bersifat materi yang tidak dimintai pertanggung jawaban. Manusia adalah
makhluk yang paling mulia, karena memiliki tanggung jawab yang besar dalam
memakmurkan bumi.
Memakmurkan bumi bukan berarti berbuat hura-hura yang memboroskan
harta, waktu. Memakmurkan bumi adalah meciptakan peradaban yang mensejahterakan
kehidupan manusia.
Wallohu a’lam.
KISAH
Alkisah, pada jaman dahulu ada seorang rahib yang sangat terkenal
tekun beribadah, suatu saat ada seorang gadis mampir di biara rahib tersebut
karena kehujanan. Gadis tersebut tiba-tiba menanggalkan seluruh pakaiannya
karena kedinginan. Hal tersebut disaksikan oleh rahib tersebut, tergetarlah
hati rahib tersebut sehingga timbul nafsu birahinya, maka terjadilah gejolak
hati rahib.
Syetan membisiki:”Ini saatnya rahib menikmati tubuh seorang gadis,
dan tidak aka nada orang yang mengetahui.”
Rahib berkata dalam hatinya: “Ini adalah kesempatan, tetapi apakah
aku kuat akan siksa api neraka?”
Kemudian rahib memegang bara api jika dia kuat menahan bara api,
maka dia akan menikmati tubuh gadis tersebut. Ternyata rahib tersebut tidak
kuat menahan bara api, sehingga berteriak kesakitan.
Mendengar teriakan rahib gadis tersebut meninggal dunia. Rahib
bingung, kemudia gadis tersebut dikuburkan di belakang biara.
Selanjutnya tersebar kabar di masyarakat, bahwa rahib yang selama
ini dikagumi oleh masyarakat ternyata telah memperkosa seorang gadis dan
membunuhnya.
Selanjutnya rahib tersebut ditangkap dan diserahkan kepada raja
untuk diadili.
Karena kejadian tersebut tidak ada seorang saksipun, maka pengadilan
tidak dapat dilaksanakan, tetapi masyarakat tidak mau menerima kejadian
tersebut, maka kemudian gadis yang telah mati dijadikan alat bukti di
pengadilan. Lalu terjadilah kejadian luar biasa, gadis tersebut bangun dan
menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Bahwa dia mati bukan karena diperkosa
oleh rahib tersebut, tetapi karena dia kaget mendengar teriakan rahib yang
memegang bara api.
Setelah kejadian itu, gadis tersebut mati lagi. Beberapa saat
kemudian rahib juga menyusul meninggal dunia.
Akhirnya dalam kisah tersebut Allah mempersatukan rahib dengan gadis
tersebut di alam selanjutnya, sebagai balasan atas keteguhan hati sang rahib.
Kontemplasi
Tahun Baru
Ketika kita meninggalkan sesuatu, seringkali kita merasakan susah,
tetapi ketika tahun kita tinggalkan banyak diantara kita yang bersuka ria,
pesta pora seakan akan hidup selamanya, padahal jatah hidup semakin berkurang.
Ketika kita masuk tahun baru banyak diantara kita berhura-hura,
padahal tahun baru menuntut kita tanggung jawab untuk berbuat yang bermanfaat,
jika kita berbuat yang tidak bisa dipertanggung jawabkan akan mendapat laknat.
Tahun baru semestinya menjadikan kita tambah semangat dalam menciptakan
karya-karya yang berguna bagi nusa dan bangsa serta agama. Bukan malahan
merugikan diri sendiri keluarga dan bangsa.
“SELAMAT TAHUN BARU 2012,” teriring doa, semoga kita senantiasa
dalam bimbinganNya.
Buletin PIJAR
Penasehat
Dewan Redaksi
Layout
Alamat
|
: Kepala KUA Kecamatan
Piyungan
: Ahmadi, Ani Muzayaroh,
S.Ag, Nuraeni, S.Ag.
: Adi’s Grafis
: KUA Piyungan, Piyungan
Srimartani Piyungan Bantul YK
|
![]() |

![]() |
Sajian
Spesial Pijar
Hamil Dulu atau Nikah Dulu
Oleh : Ahmadi (Penyuluh Agama Islam Piyungan)
Esensi
Sebuah Pernikahan
Nikah adalah
sebuah prosesi hidup yang semestinya kita jalani sebagai sebuah cara manusia
melangsungkan hidup dan kehidupannya. Dengan nikah maka hidup lebih bermakna,
baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah SWT. Nikah adalah sebuah proses
pembentukan keluarga yang legal baik secara agama maupun Negara dan secara
sosial.
Menurut UU No. 1
Tahun 1974, perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menurut UU di
atas nyatalah bahwa pernikahan atau perkawinan dilaksanakan berdasarkan
perintah Tuhan, sehingga pernikahan memiliki nilai ibadah di hadapan Tuhan.
Oleh karena itu nikah memiliki syarat-syarat yang ditentukan oleh Allah. Bukan
hanya sekedar pria wanita berkumpul dan membentuk keluarga.
Nikah merupakan
perwujudan kasih sayang Allah kepada manusia dan juga kasih sayang manusia
kepada sesame. Dengan nikah maka Allah menjanjikan kekayaan kepada manusia
sebagaimana Allah berfirman dalam QS. An-Nuur ayat 32:”Dan nikahkanlah
orang-orang yang membujang diantara kamu dan juga orang-orang yang layak
menikah dari hamba-hamba shayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka
miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan
Allah maha luas (pemberiannya), dan maha mengetahui.”
Dengan nikah maka
manusia dapat mewujudkan bentuk kasih sayang secara nyata dan secara totalitas.
Maka Nabi SAW bersabda bahwa Nikah itu separoh dari agama seseorang. Dengan
nikah, maka seseorang diuji tingkat keberagamaannya.
Hamil
sebelum nikah kecelakaan atau kesengajaan
Era sekarang yang
orang menyebut era informasi, merupakan era yang sulit bagi generasi sekarang
karena berbagai informasi secara frontal masuk ke otak generasi sekarang, baik
informasi bersifat membangun, atau bersifat destruktif. Payahnya informasi yang
destruktif yang lebih banyak diakses, maka yang terjadi kita terjebak dalam
lingkaran syetan yang sulit dibongkar.
Seringkali di
masyarakat apabila ada seorang yang hamil sebelum nikah, kerap disebut
kecelakaan. “Kecelakaan” dapat diartikan sebuah ketidaksengajaan. Padahal yang
terjadi pergaulan remaja kita sudah sedemikian bebas, sehingga apabila terjadi
nikah hamil dulu bukanlah sebuah kecelakaan tetapi sebuah kesengajaan.
Dengan kenyataan
tersebut diatas, maka perlu penataan pergaulan di masyarakat, sehingga
masyarakat terlindungi secara fisik dan kehormatannya, tidak mudah mengikuti
hawa nafsu dan rayuan syetan. Sebab syetan hanya mengajak manusia ke neraka.
Jangan sampai pergaulan di masyarakat mengikuti system pergaulan syetan.
Allah SWT
berfirman: “Dan janganlah kamu mendekatu zina, seungguhnya zina itu adalah
perbuatan yang keji dan jalan yang sangat buruk.” (QS. Al-Isra’ 32). JIka kita
semua mafhum ayat tersebut mendekati zina saja gak boleh, apalagi zina adalah
dosa yang besar. Jika kita lihat remaja kita mereka dengan sengaja mendekati
zina dengan bergaul yang begitu bebas jadi gak ada istilah “kecelakaan” adanya
adalah kesengajaan. Jadi harus dibuat tata sosial/norma sosial yang membatasi
pergaulan kita supaya manusia tidak terjebak dalam pergaulan yang hanya
memuaskan hawa nafsu yang tidak memiliki esensi pengabdian ibadah kepada Allah
SWT.
Mengapa
remaja tak mampu menahan godaan
Setiap manusia
tidak lepas dari yang bernama GODAAN karena manusia hidup di dunia ini dalam
rangka diuji oleh Allah, siapa yang beribadah lebih baik, sebagaima Allah
berfirman dalam QS. Al-Mulk ayat 2:”(Dialah) yang menciptakan mati dan hidup
untuk menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha
Perkasa dan Maha Pengampun.
Oleh karena
siapapun kita harus siap menghadapi cobaan. Kesiapan seseorang berbeda-beda
tergantung pada pengetahuan dan pengalaman serta kekuatan hati. Maka perlu kita
membekali dengan ilmu agama kepada diri kita dan mempelajari berbagai kejadian
di masyarakat baik yang terjadi sekarang atau kejadian masa lalu. Kebanyakan
remaja kita yang terjebak kepada pergaulan bebas karena sejak kecil jauh dari nilai-nilai
agama serta memiliki pengalaman yang buruk di keluarga sehingga hal tersebut
menjadi pembenar baginya. Umpamanya orang tuanya dulu juga seperti itu nikah
hamil dulu sering terjadi anaknya juga seperti itu, walaupun tidak semua
seperti itu.
Ancaman
orang yang berzina
Zina adalah
perbuatan dosa besar, sehingga kita harus berusaha sekuatnya untuk menghindari
perbuatan tersebut. Orang yang suka berzina, maka di akhirat akan dimasukkan ke
neraka disiksa dengan cara ditusuk kemaluannya dengan tombak yang panas serta
kemaluannya berbauk sangat bacin, betapa menjijikkan. Hal ini perlu kita
sampaikan supaya kita semua terhindar
dari perbuatan terkutuk tersebut.
Generasi
apa yang kita harapkan ?
Perbuatan zina akan menghasilkan keturunan
yang jauh dari apa yang kita harapkan ? Hubungan seksual di luar nikah sudah
dipastikan perbuatan dosa. Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa apabila suami
istri berkumpul dan sebelum berkumpul berdoa terlebih dahulu “Allohumma
jannibnasy syaithoona ….” Maka anak yang lahir akan jauh dari godaan syetan.
Sudah tentu orang yang berzina tidak berdoa tersebut, maka pantas jika anak
yang dihasilkan juga kebanyakan mudah tergoda syetan.
Untuk menciptakan generasi yang shaleh
membutuhkan usaha yang keras sejak kita bergaul dengan orang yang kita nikahi.
Tidak hanya dididik ketika anak sudah lahir.
Hidup adalah sebuah pilihan
Dengan banyak kejadian di masyarakat, maka
tinggal kita bagaimana mensikapi apakah remaja kita mau hamil dulu atau nikah
dulu, semua membawa resiko masing-masing, baik resiko secara pribadi maupun
resiko sosial. Maka resiko sosial yang mahal harus dibayar apabila kita
membiarkan saja masyarakat kita yang rusak. Menurut data yang ada lebih dari
50% pernikahan di beberapa KUA sudah hamil dulu ? Apakah ini pilihan masyarakat
kita ?
WALLOOHU A’LAM
Kolom Nasehat
Rasulullah saw bersabda : “Akan datang suatu masa pada
umatku yang pada masa itu mereka mencintai lima perkara dengan melupakan lima
perkara yang lain, yaitu :
1.
Mereka mencintai dunia dengan melupakan akhirat
2.
Mereka mencintai rumah megah dengan melupakan
kubur.
3.
Mereka mencintai harta dengan melupakan hisab
(pertanggungjawabannya).
4.
Mereka mencintai keluarga dengan melupakan
bidadari
5.
Mereka mencintai dirinya sendiri dengan melupakan
Allah.
Mereka yang seperti itu jauh dariku dan aku pun jauh dari
mereka.” (Kitab Nashaihul ‘Ibad)
Buletin PIJAR
Penasehat
Dewan
Redaksi
Layout
Alamat
|
: Kepala KUA
Kecamatan Piyungan
: Ahmadi,
Ani Muzayaroh, S.Ag, Nuraeni, S.Ag.
: Adi’s
Grafis
: KUA
Piyungan, Piyungan Srimartani Piyungan Bantul YK
Telp. Redaksi 0274 6510131
|
![]() |

![]() |
KUNCI
PERNIKAHAN BAHAGIA
Oleh : Ani Muzayaroh, S Ag
Indonesia kini berada dalam peringkat
tertinggi Negara-negara yang menghadapi angka perceraian ( marital divorce)
paling banyak dibandingkan Negara-negara berpenduduk muslim lainya. Berdasarkan
data yang diungkapkan Dirjen Bimas Islam kementerian Agama,setiap tahun ada dua
juta perkawinan tetapi yang memprihatinkan perceraian bertambah menjadi dua
kali lipat yaitu setiap 100 0rang yang menikah 10 diantaranya bercerai.Tidak
sedikit perceraian terjadi pada mereka
yang baru berumah tangga.
Dari beberapa factor yang mengakibatkan
terjadinya perceraian,factor ekonomi merupakan pemicu yang sering terjadi,
khususnya pada kalangan masyarakat menengah ke bawah, begitu juga dampak
globalisasi arus informasi yang mengganggu psikologi masyarakat melalui multi
media yang menampilkan gaya hidup permissive dan hedonis ditengarai sebagai factor yang memperbanyak
terjadinya perceraian pada lapisan masyarakat menegah ke atas.
Di tengah tingginya potensi instabilitas
rumah tangga dan banyaknya perceraian,maka pendidikan dan pembekalan kepada
pasangan yang hendak menikah adalah salah satu cara yang paling mungkin
dilakukan.upaya tersebut akan berfungsi ganda sebagai edukasi nilai-nilai
perkewinan di semua level masyarakat maupun sebagai langkah untuk memperbaiki
mutu perkawinan dan mengurangi perceraian.
Hal ini senada dengan pernyataan menteri
Agama RI yang telah menginstruksikan kepada Direktorat Urusan Agama Islam
supaya membuat terobosan program guna memperkuat lembaga perkawinan diantaranya
ialah kewajiban mengikuti kursus pra nikah dan bimbingan rumah tangga bagi
calon pengantin di seluruh tanah air. Di samping itu langkah lainnya ialah
revitalisasi peran BP 4 untuk bertindak
sebagai mediator dalam penyelesaian kasus perceraian sebelum ke Pengadilan
Agama.

Semua kalangan tentu sepakat bahwa
mempersiapkan perkawinan yang mempunyai tujuan mulia sebagai ibadah kepada
Allah SWT berarti meletakkan fondasi yang kokoh bagi maghligai rumah tangga dan
masa depan satu generasi. Untuk itu bekal yang cukup bagi pasangan calon
pengantin baik meliputi kekuatan
iman,keluasan ilmu dan ekonomi menjadi sangat penting. Begitu pula
menyelamatkan perkawinan dan rumah tangga yang sedang dirundung masalah berarti
juga menyelamatkan satu generasi. Sehingga terwujudnya keluarga
sakinah,mawaddah,warrahmah bagi seluruh keluarga di Indonesia,khususnya
keluarga muslim akan tercapai dengan mudah Insya Alloh.
Agama Islam sebagai agama Rahmatalil,Alamin
mempunyai konsep yang sangat sempurna tentang kehidupan ber rumah tangga,sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW,para Sahabat dan Ulama Salafushaleh.
Di mana sikap saling menghormati,menghargai dan toleransi terhadap pasangan
menjadi kunci utamanya.penunaian kewajiban ,apakah itu suami maupun istri
dilakukan dengan penuh keikhlasan,penuh cinta tanpa paksaan karena semua
dilakukan dalam upaya meraih ridho Allah SWT sebagai wujud beribadah
kepada-Nya. Kemudian kekurangan,dan problematika rumah tangga yang dialami
disikapi dengan rasa sabar,dengan terus berharap pertolongan dan Rahmat dari
Alloh SWT.
Ada sebuah kisah yang layak untuk kita
jadikan contoh ,seorang ulama tabi’in bernama Abu Muhammad ,beliau dikenal sebagi ulama yang faqih,terkenal kesholehannya sehingga beliau senantiasa
menjadi bahan rujukan bagi masyarakat ketika menanyakan sesuatu,menjadi panutan
dalam berperilaku, namun sangat disayangkan beliau mempunyai istri yang
berperangai sangat buruk,sehingga hanya menjadi fitnah bagi da’wah sang
ulama,kemudian salah satu murid beliau
menyarankan agar sang syaikh menceraikan saja istrinya itu,namun sungguh
mengejutkan jawaban sang ulama yaitu;” sesungguhnya saya akan bersabar dengan
segala perilaku istri saya,karena bisa saja ini adalah ujian dari Allah untuk
saya dikarenakan dosa-dosa saya dimasa yang lalu,saya berharap mudah-mudahan
dengan kesabaran dan keikhlasan saya,Alloh akan mengampuni semua dosa saya dan
menjadikan diriku sebagai hamba-hamba-Nya yang di ridhoi.

Dari dua kisah di atas, mengisyaratkan
kepada kita bahwa sesungguhnya dalam rumah tangga peran yang dilakukan,
penunaikan hak maupun kewajiban baik
sebagai suami ataupun istri semua di arahkan hanya untuk meraih ridho Allah SWT.Karena dua ulama diatas sadar betul bahwa menikah
adalah ibadah dalam merefleksikan cinta yang sangat tinggi kepada Alloh,sebagai
manusia menikah adalah tugas sebagai khalifatulloh fir ardh yaitu dalam
rangka membina hubungan suci dan
melahirkan generasi dambaan umat yang
akan menjalankan fungsi pengemban da’wah di masa yang akan dating oleh
karena sikap senantiasa bersabar dalam menghadapi kekurangan pasangan dan
problema rumah tangga,juga senantiasa bersyukur dengan karunia rizki dan rahmat
dari Alloh SWT menjadi sandaran mereka.
Adalah sebuah keharusan bagi setiap
keluarga muslim menjadikan Rasululloh SAW,para sahabat dan ulama Salafusholeh
sebagai contoh teladan dalam kehidupan berkeluarga,karena menikah tidak hanya
satu,dua tahun akan tetapi diharapkan hingga ajal menjemput,oleh kerena itu
senantiasa mencari ilmu,meningkatkan kekuatan Iman sangat penting
dilakukan.agar keluarga yang dibina bisa menjadi keluarga yang harmonis ,rukun,
dan menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa kunci penting untuk pernikahan
bahagia dan menghindari perceraian, diantaranya adalah:
1.Komunikasi. komunikasi adalah kunci
pernikahan langgeng,komunikasi berarti saling berbicara dari hati ke hati
dengan pasangan,bukan hanya sekedar mendengar kata-katanya namun mendengarkan
apa yang tersirat.melalui komunikasi setiap pasangan suami istri bisa
membicarakan segala permasalahan ,perasaan dan keinginan masing-masing kemudian
mencari jalan keluarnya.oleh karenanya menyiapkan hati untuk mendengarkan tanpa menyela,menghakimi
dan tanpa membela diri, bisa mengesampingkan ego dalam komunikasi pernikahan
bahagia akan terwujud.
2.Saling percaya, tanpa saling percaya
antara pasangan suami istri ,perkawinan
tentu tidak akan berjalan dengan baik,bagaimana bisa berjalan mulus apabila
suami atau istri selalu diawasi setiap gerak-geriknya.karena ketidak percayaan
maka yang muncul adalah kegelisahan,kecurigaan,kekhawatiran,tak pernah merasa
tentram,ujung-ujungnya hanya akan saling menyalahkan dan menuduh.namun
sebaliknya jika saling percaya satu sama
lain akan mengantarkan pada perasaan nyaman ,maka kuncinya adalah jangan
menyalah gunakan kepercayaan yang telah diberikan kepada anda.
3.Pandai menjaga rahasia. Ketika sebelum
menikah segala yang kita alami bisa di bagi dengan teman,sahabat,namun ketika
menikah haruslah dibatasi,ada hal-hal yang tidak bisa dibagi dengan orang
lain,terutama yang menyangkut urusan dalam negeri hubungan suami istri.


5.Jangan mencoba merubah dirinya,terimalah
apa adanya tanpa harus menuntut harus melakukan ini itu untuk mengubah
dirinya.jika keinginan itu muncul,ingat bahwa kita punya kebiasaan yang sering
membuatnya kesal tapi dia ( suami ) tak pernah mencoba mengubah kita.
|

ZUHUD
Oleh Ahmadi (Penyuluh Agama Islam)
Hadits :
Abul Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi ra,
berkata : “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW, kemudian
berkata:”Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya suatu amal perbuatan yang
apabila saya melaksanakannya akan dicintai Allah dan juga dicintai sesama
manusia.” Maka beliau bersabda “Zuhudlah (jangan rakus)terhadap dunia niscaya
Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki sesame manusia
niscaya mereka akan mencintaimu.” (HR Ibnu Majah) 1)
Zuhud secara bahasa artinya menjauhi atau
meninggalkan 2)
Tiga pengertian zuhud 3) :
Ibnu Abbas ra berkata : “Zuhud terdiri dari tiga huruf
yaitu Zaa’, Haa’ dan Daaal. Memiliki makna yaitu :
1. Zaa’ maksudnya adalah
zaadun li ma’aad (bekal untuk kembali ke akhirat yakni taqwa).
2. Haa’ maksudnya Hudan
lid diin (petunjuk mengikuti agama Islam), dan
3. Daal maksudnya Dawaam
‘alath thoo’ah (terus menerus dalam melakukan ketaatan.
Tiga pengertian zuhud yang lain 3) yaitu :
1. Zaa’ maksudnya adalah
Tarkuz Ziinah (meninggalkan kemewahan dan kemegahan)
2. Haa’ maksudnya adalah
Tarkul Hawaa (meninggalkan kesenangan hawa nafsu) dan
3. Daal maksudnya adalah
Tarkud Dunyaa (menjauhi dunia)
Azas Zuhud 3) :
1. Menjauhi yang haram
baik yang besar maupun yang kecil
2. Mengerjakan semua yang
difardlukan, baik yang mudah maupun yang sulit
3. Meninggalkan keduniaan
baik yang sedikit maupun yang banyaknya.
Tiga pembungkus agama 3) yaitu:
1. Tidak banyak bicara,
kecuali sebatas yang perlu saja,
2. Meninggalkan dunia,
kecuali mempergunakan dunia seperlunya saja,
3. Tidak bergaul dengan
manusia, kecuali sebatas yang perlu saja.
Daftar Bacaan
1) Drs. Muslich Shabir, 400
hadits pilihan, pt Alma’arif, Bandung, 1986
2) Ahmad
Warson Munawwir, Al Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, pustaka progresif,
Surabaya, 1997.
3) Kitab Nashaihul ‘Ibad karya Imam Nawawi Al
Bantani
Disampaikan pada pertemuan PKK Desa Potorono, Ahad
Kliwon 6 Pebruari 2011, jam 14.00 WIB
Cara Kita Mencintai Allah
Ahmadi (Penyuluh Agama Islam Kecamatan Banguntapan)
Cinta adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar.
Kita diciptakan atas dasar cinta. Cinta adalah anugrah Allah kepada makhluknya,
jika tak ada cinta maka tak akan ada kehidupan.
Mencintai adalah kebutuhan, dicintai adalah
kebahagiaan. Apabila seseorang dicintai oleh orang lain betapa bahagianya kita.
Kita merasa hidup ini bermanfaat, hidup kita dibutuhkan orang lain. Jika kita
tidak atau belum mendapatkan cinta dari orang lain, setidaknya kita masih bisa
mencintai diri kita sendiri, sebab jika kita tidak mencintai diri kita sendiri
bagaimana mungkin kita bisa mencintai orang lain. Misal saja seseorang karena
dia tidak mencintai dirinya makan tidak diperhatikan atau bahkan tidak mau
makan otomatis akan merusak badannya sendiri orang seperti ini tidak bisa
mencintai diri sendiri maka otomatisa tidak bisa mencintai orang lain jutru
orang seperti ini hanya mau dikasihi orang lain, tapi tidak bisa mengasihi
orang lain. Oleh karena itu semestinya kita harus mampu mengasihi dan mencintai
diri sendiri sebagi modal awal kita mengasihi dan mencintai orang lain.
Untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang mestinya
kita juga harus dapat mengasihi, menyayangi dan mencintai orang lain.
Kebanyakan kita maunya dikasihi, disayangi dan
dicintai orang lain. Orang yang hanya ingin mendapatkan kasih dan sayang dari
orang lain bukanlah mencintai orang lain, tapi orang tersebut sedang berusaha
menguasai orang lain. Oleh karena itu terhadap orang seperti ini harus
hati-hati, karena orang seperti ini kehadirannya akan selalu membuat kerugian
bagi orang lain.
Semestinya kita mencintai orang lain sebagaimana
halnya kita mencintai diri kita sendiri. Nabi SAW bersabda: “Demi Zat yang
hidupku di tangan-Nya, tidaklah sesorang dikatakan beriman sehingga dia
mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
Hal di atas menggambarkan bagaimana seharusnya kita
bersikap tentang cinta. Lalu bagaimana halnya kita dalam mencintai Allah.
Banyak pujangga menyatakan bahwa seorang yang mencintai sesuatu maka dia akan
rela berkorban dan melalukan sesuatu asal dapat cinta dan perhatian dari
sesuatu yang dicintainya. Sudahkah kita melakukan sesuatu yang Allah mencintai
kita.
Ada hal-hal yang menjadi ciri bahwa seseorang
mencintai Allah :
1.
|
Bagaimana mungkin, seseorang katanya cinta, ridlo kepada Allah
sementara nama dan sifat Allah dia tidak memahaminya. Tentu saja orang ini
tidak mecintai Allah atau hanya berpura-pura,
2. Banyak dalam menyebut nama Allah.
Sudah menjadi kewajaran bahwa orang yang mencintai sesuatu tentu
saja dapat ditandai dengan banyak menyebut namanya. Orang yang sedikit menyebut
sesuatu yang katanya dicintai tentu saja cintanya diragukan.
3. Suka dan sering membaca surat cinta Allah
(Al-Qur’an)
Sebagaimana anak muda tahun tujuhpuluhan betapa senangnya jika
mendapatkan surat dari orang yang dicintai. Surat itu akan dibawa kemana saja,
dibaca berulang-ulang tak pernah bosan, lalu bagaimana dengan kita sudahkah
kita banyak membaca Al-Qur’an berulang-ulang sebagai bukti bahwa kita mencintai
Allah.
4. Sering mengunjungi rumah Allah/masjid.
Rindu hati untuk selalu dekat dengan yang dincintai adalah wajar
dalam bercinta. Oleh karena itu bukti bahwa kita mencintai Allah dengan seringnya
kita pergi ke masjid. Seorang yang beriman mencintai Allah melebihi segalanya.
Oleh karena itu dia akan merasakan hal nikmat luar biasa ketika berada di
masjid dengan senantiasa bermesraan dengan sang Pencipta Allah SWT.
5. Taat dan patuh serta beramal dengan dasar
pertimbangan ridlo Allah.
Sebagaimana halnya kita mencintai orang lain, maka kita akan selalu
patuh terhadap perintah Allah dalam rangka menggapai cinta, kasih dan perhatian
Allah kepada kita. Bagaimana mungkin Allah akan memperhatikan kita, sedangkan
kita tak pernah memperhatikan akan perintah-Nya. Di samping itu ridlo Allah
selalu menjadi pertimbangan yang mendasar apakah perbuatan yang sedang dan akan
kita lakukan akan berakibat ridlo atau murka Allah.
Lima hal
tersebut di atas adalah cara sekaligus ciri kita mencintai Allah, jika salah
satunya tidak kita punyai maka timbul pertanyaan Apakah kita betul-betul
mencintai Allah ? Dalam QS. Al-Baqarah ayat 165: ……Dan adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah…..
Disampaikan di Pengajian Senin Pagi Desa Jambidan,
Gedung Dakwah Muhammadiyah Ranting Jambidan Barat, 7 Pebruari 2011
|
Bagaimana Mengelola TPA yang baik itu ?
Oleh Ustadz Ahmadi (Ketua Umum Badko TKA-TPA Kab.
Bantul)
Apa itu TPA ?
TPA adalah sebuah
tempat yang nyaman bagi anak-anak, remaja, maupun orang tua untuk belajar
Al-Qur’an.
Prinsip
pembelajaran Al-Qur’an di TPA :
1.
Mudah (Metode Iqro yang cepat)
2.
Murah (Tidak ditarik Biaya yang mahal atau sukarela)
3.
Menyenangkan (Penuh dengan permainan maupun tempat
yang nyaman)
4.
Menghasilkan (target yang jelas)
5.
Memuaskan (hasilnya yang berkualitas dapat dirasakan)
Pengurus :
1.
Pengurus Harian/Eksekutif : Direktur, Wakil Direktur,
Bagian Tata Usaha, Bagian Bendahara, Bagian, Kesantrian, Bagian Keustadzan,
Bagian Umum.
2.
Pengurus Yayasan atau lembaga yang menaungi TPA
(Takmir, PKK, Muhammadiyah, NU, DLL)
3.
Pengurus Perkumpulan Wali Santri
4.
Dewan Penyantun/Donatur/Simpatisan
Kegiatan yang
harus dilakukan di TPA :
1.
Melengkapi Sarana Prasarana
2.
Perencanaan Kegiatan
3.
Pembelajaran Al-Qur’an dan segala penunjangnya.
4.
Evaluasi Pembelajaran (Rapor, Wisuda, Ijazah,
Festival, Perlombaan, DLL)
5.
Peningkatan Kualitas Pengelola
6.
Peningkatan Kualitas Ustadz
7.
Administrasi dan Dokumentasi
Jenis-jenis Pelatihan untuk Ustadz TPA :
1.
Metodologi Iqro.
2.
Manajemen TKA-TPA-TQA
3.
Manajemen Kelas
4.
Pengajaran Tajwid kepada Anak-anak.
5.
Metodologi Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM)
6.
Murottal
7.
Iqro Klasikal
8.
Bahasa Arab
9.
Psikologi Anak
10. Problem Solving
11. DLL
Selamat
dan sukses semoga Allah senantiasa membimbing dan memberi kekuatan kepada kita
semua, Amin.
Disampaikan di TPA Pucung Growong Imogiri
Hari Jum’at Malam Sabtu, Tanggal : 4
Pebruari 2011,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar