Istiqomah Dalam Gerakan Dakwah Al-Qur’an
Oleh Ahmadi (Ketua
Badko TKA-TPA Kabupaten Bantul)
Pendahuluan
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang harus senantiasa
diajarkan dari generasi ke generasi, agar setiap generasi hidup dengan petunjuk
Al-Qur’an, karena Al-Qur’an lah yang akan membimbing kita menuju kebahagiaan
yang hakiki, serta menjadikan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.
Al-Qur’am berisi petunjuk kehidupan supaya manusia tidak tersesat dalam
hidupnya.
Kehidupan
Modern
Seringkali kita lihat di dalam masyarakat kita yang hidup
jauh dari petunjuk Al-Qur’an, bahkan jika kita mau melakukan survei terhadap
kehidupan umat Islam di Indonesia akan sangat kecil tentunya orang-orang yang
benar-benar komitmen dengan agamanya. Kebanyakan Islam baru sebatas pengakuan
atau identitas dalam kartu penduduknya, tetapi kehidupan sehari-harinya masih
sangat jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an. Bahkan segi-segi kehidupan modern
manusia telah dipengaruhi budaya materialisme dan hedonisme, orang akan
melakukan sesuatu jika dianggap akan menguntungkan secara materi atau melakukan
sesuatu sesuai dengan keinginan hawa nafsunya, sehingga masih banyak kejahatan
yang merajalela di masyarakat kita, baik kejahatan yang halus atau yang kasar
atau bahkan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bodoh yang
memiliki daya rusak yang hebat. Hal ini disebabkan mereka tidak mengenal
nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur’an atau jika mereka mengetahui Al-Qur’an tetapi
mereka tidak memiliki komitmen yang kuat untuk menegakkan kebenaran, karena
terkait dengan pertemanan atau sistem kita yang masih lemah yang membutuhkan
pembenahan secara berkelanjutan. Kehidupan modern ternyata menghasilkan manusia
yang haus akan kehidupan dunia dan menjauhkan dari tujuan hidup yang sebenarnya
yaitu AKHIRAT.
Tantangan
Gerakan Al-Qur’an
Gerakan
Dakwah Al-Qur’a, tentu saja tidak bisa berjalan dengan begitu saja, karena
banyak sekali tantangan yang menghadang baik internal umat Islam atau dari luar
Islam.
Tantangan
dari dalam diantaranya :
1. Kurangnya semangat umat Islam dalam mempelajari dan mengamalkan
Al-Qur’an
Jika kita perhatikan
bersama baik di masyarakat maupun banyak media banyak kita saksikan betapa anak
muda sangat gandrung dengan kegiatan yang berupa hiburan, pesta-pesta, konser
musik dan acara-acara yang bersifat hura-hura. Hal ini menyebabkan sedikitnya
anak muda yang berkiprah dalam Gerakan Dakwah Al-Qur’an yang akhiranya
melemahkan Gerakan Dakwah Al-Qur’an(GDA), karena GDA kurang sumber tenaga.
2. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap Gerakan Dakwah Al-Qur’an
Gerakan Dakwah Al-Qur’an
sebenarnya kewajiban umat Islam secara keseluruhan, bukan hanya kewajiban para
kyai atau ustadz. Sering kali masyarakat lebih memperhatikan dan memberi
penghargaan yang berlebihan terhadap artis atau para penghibur, padahal peran
mereka belum tentu memberikan kontribusi terhadap perbaikan moral atau bahkan cenderung
memberikan kontribusi terhadap menurunnya kualitas moral masyarakat seperti
cara bergaul, berpakaian atau cara lain yang banyak diikuti oleh masyarakat,
sedangkan ucapan para ustadz atau kyai cenderung banyak diabaikan padahal jelas
menuntun kebaikan dan mengajak kepada kebahagiaan yang sebenarnya. Lebih aneh
lagi masyarakat kita jika membutuhkan seorang ustadz atau kyai cukup dengan
ucapan terima kasih, tetapi jika mengundang artis berapapun biayanya akan dibayarkan.
Betapa banyak para ustadz atau kyai yang rela berkorban baik tenaga, biaya dan
pikiran tetapi masyarakat tidak mempedulikannya, bahkan masyarakat kita
terhadap para ustadz atau kyai jika sehat mereka membutuhkan tetapi jika
giliran kyai atau ustadz yang sakit tidak banyak mempedulikan.
3. Kurangnya Dana untuk GDA
Masyarakat kita lebih senang
menginvestasikan dana dalam kegiatan bisnis daripada kegiatan dakwah karena
dianggap kurang menghasilkan. Kebanyakan kita masih berpikir sempit dan
dangkal, hanya dunia saja yang banyak dikejar sedangkan akhirat dilupakan,
padahal jika orang mau membelanjakan untuk kepentingan akhirat, maka keuntungan
besar yang tidak akan pernah merugi yang akan diterima, tetapi hal ini banyak
yang tidak tertarik, mereka lebih senang hari ini bisnis hari ini untung.
Tantangan
dari luar diantaranya :
1. Banyaknya media yang lebih menarik daripada mempelajari
Al-Qur’an
2. Adanya geopolitik yang menyudutkan Umat Islam dan Kitab Suci
Al-Qur’an
3.
Adanya usaha penafsiran
AL-Qur’an yang melenceng dari kaidah tafsir pada umumnya, atau penafsiran yang
bersifat parsial dan berusaha membuat pertentangan dalam penafsiran Al-Qur’an
pada umumnya.
Tugas
Kita
1. Dakwah Al-Qur’an adalah menjadi sebuah kewajiban kita bersama.
Dakwah Al-Qur’an bukan melulu tugas para kyai, atau para ustadz. Dakwah
Al-Qur’an harus berlangsung secara terus menerus berkesinambungan dari generasi
ke generasi karena akan datang generasi berikutnya dan mereka harus memiliki
bekal dalam mengarungi hidup. Tugas kita adalah menyiapkan secara bersama-sama
generasi Qur’ani yaitu generasi yang senantiasa mau mempelajari Al-Qur’an serta
generasi yang memiliki komitmen terhadap Al-Qur’an sehingga Al-Qur’an tidak
hanya berbentuk tulisan atau pengetahuan saja tetapi Al-Qur’an terwujud dalam
kehidupan.
2. Untuk menjaga keberlangsungan Dakwah Al’Qur’an tentu saja
membutuhkan partisipasi kita bersama baik masyarakat, pemerintah, para ahli
serta khususnya para dermawan, karena Dakwah Al-Qur’an bukanlah kegiatan yang
tanpa modal, tetapi memerlukan modal yang sangat besar.
3.
Modal yang besar jikai
dinilai dari sisi finansial akan sangat kecil jika kita memikirkan resiko yang
lebih besar jika generasi kita tidak mengenal, memahami dan mengamalkan
Al-Qur’an. Tingkat kerusakan yang hebat akan ditanggung kita bersama jika
masyarakat kita berakhlaq buruk yang jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an.
Penutup
Dakwah
Al-Qur’an memanggil siapa saja baik kaya atau miskin, rakyat atau pejabat,
santri atau kyai, tua maupun muda, besar ataupun kecil. Oleh karena itu sekecil
apapun yang dapat kita lakukan tentu akan memiliki kontribusi yang besar
terhadap kehidupan. Ada kesalahan mohon dimaafkan ada kekurangan mohon
disempurnakan.
Wallohu
a’lam.
Dakwah Al-Qur’an
Oleh Ahmadi
“Hinaan tidak akan
menyurutkan langkah kita berdakwah Al-Qur’an, tetapi hinaan adalah sebuah cambuk
yang harus dijawab dengan kebaikan”
“Kemiskinan
bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk tidak mendakwahkan Al-Qur’an, tetapi
kemiskinan menjadi semangat untuk tetap mendakwahkan Al-Qur’an bukankah lebih
banyak orang miskin yang akan masuk syurga”
“Hidup tidak
memiliki makna apa-apa tanpa adanya petunjuk Al-Qur’an”
“Hanyalah
orang-orang yang sombong dan munafiklah yang tidak mau mempedulikan Al-Qur’an”
“Keimanan
seseorang ada ukurannya yaitu Al-Qur’an dan Sunah Nabi SAW”
Sambutan Ketua Umum
Badan Koordinasi
TKA-TPA Kabupaten Bantul
Assalamu ‘alaikum WW
Ibu Bupati Bantul yang kami hormati, Bapak Kepala
Dinas Sosial Kabupaten Bantul yang kami hormati, Bapak Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Bantul yang kami hormati, serta Bapak-Ibu hadirin
semua yang kami hormati dan dimulyakan Allah SWT.
Segala puji tidak lain hanyalah milik Allah SWT sang
Pencipta alam semesta dan seisinya yang senantiasa melimpahkan nikmatnya kepada
kita semua. Solawat dan salam tentu saja kita sanjungkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW, manusia pilihan yang menjadi teladan bagi manusia.
Selanjutnya kami menghaturkan banyak terima kasih
kepada siapapun yang selama ini mendukung berbagai kegiatan Badko TKA-TPA,
teriring doa semoga menjadi amal yang diridloi Allah SWT serta semoga Allah
memberikan balasan yang banyak baik di dunia ataupun di akhirat kelak.
Rapat kerja adalah keharusan sebuah organisasi,
sebagai acuan untuk mengadakan kegiatan
serta untuk meraih cita-cita organisasi. Raker juga berfungsi untuk menilai
kinerja Badko TKA-TPA Kab. Bantul selama setahun
Rapat kerja saat ini diikuti pengurus Badko TKA-TPA
Kabupaten Bantul, serta utusan dari kecamatan seluruh kabupaten Bantul
masing-masing 3 orang utusan.
Perlu kami sampaikan kepada segenap yang hadir saat
ini bahwa untuk melaksanakan tugasnya Badko TKA-TPA Kabupaten Bantul mendatang
tentu lebih berat lagi, sehingga membutuhkan dukungan kita bersama baik berupa
pemikiran, tenaga maupun keuangan, terlebih Badko TKA-TPA Kabupaten Bantul saat
ini belum memiliki kantor yang representatif yang layak digunakan untuk
rapat-rapat atau mengadakan pelatihan-pelatihan dan pembinaan bagi
ustadz-ustadzah TPA. Kantor yang ada sekarang ini masih sangat jauh dari layak,
terlebih hanya menyewa yang tahun ini akan habis masa sewanya, tentu saja kami
membutuhkan kantor yang layak, maka kami mengetuk siapapun untuk program
pengadaan Kantor Badko TKA-TPA Kabupaten Bantul.
Di samping itu untuk menjalankan programnya Badko
TKA-TPA Kab. Bantul tentu saja membutuhkan perhatian kita bersama terlebih
Pemerintah, oleh karena itu kita mengajak siapa saja untuk peduli dengan
Gerakan Al-Qur’an melalui Badko TKA-TPA Kab. Bantul sebagai kontribusi kita
membangun bangsa dan negara dan otomatis menjadi tabungan amal kita di akhirat.
Demikian sambutan kami, tentu saja banyak kekurangsan
dan kesalahan, maka dengan rendah hati kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Burung Cenderawasih, Burung Papua
Kita ucapkan terima kasih, sampai berjumpa.
Wassalamu ‘alaikum WW.
Bantul, 31 Maret 2013
Ketua Umum
AHMADI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar