Mendidik Melatih Menjadi Taqwa
Oleh Ahmadi
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Sudah sepantasnyalah umat Islam memuliakan bulan Ramadhan karena di bulan ini berbagai kebaikan dilipatgandakan pahalanya dengan kelipatan yang tiada hingga, sebagaimana Nabi bersabda: “Puasa itu setengah dari sabar.” Padahal Allah menyatakan: “Bahwasanya disempurnakan kepada orang-orang yang sabar pahala mereka dengan tidak terkira.” (QS Az-Zumar : 10).
Syarat bahwa seseorang taqwa kepada Allah adalah pengendalian diri. Sementara itu orang akan dapat mengendalikan diri jika memiliki beberapa hal yaitu ilmu, rasa takut kepada Allah, rasa takut siksa atau neraka juga memiliki rasa malu baik kepada Allah ataupun kepada manusia.
Bulan Ramadhan juga menjadi Universitas bagi umat Islam dimana umat Islam dalam bulan Ramadhan ini mendapatkan kuliah agama secara masal dan gratis. Dengan demikian sebenarnya tidak ada alasan bahwa seseorang tidak paham akan agamanya. Di samping mendapat kuliah Ta’jil/Buka Puasa, Kuliah Tarwih atau Kuliah Subuh umat Islam dalam bulan Ramadhan secara semangat membaca Al-Qur’an dan bertadarus setiap malam, bahkan ada juga yang siang hari tadarus dilakukan. Hanya saja jika diperhatikan tadarus yang dilakukan dalam hal ini baru sekedar membaca belum sampai kepada tingkatan memahami isi kandungan Al-Qu’an, sehingga dalam pengamalan sehari-hari seringkali masih jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an.
Selanjutnya dalam masyarakat kita juga masih terjadi salah paham mengenai pengertian agama, masih ada yang memiliki paham bahwa agama adalah kepercayaan atau keyakinan. Hal ini sering penulis tanyakan kepada mereka yang baru masuk Islam.
Agama adalah cara hidup manusia di dunia. Agama bukan sekedar kepercayaan, tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sebagaimana Allah berfirman :”Jika kamu berbuat baik, kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka untuk dirimu sendiri,...” (QS. Al-Isra’ ayat 7).
Jika kita perhatikan dalam masyarakat terjadi sebuah kebiasaan yang kurang baik, mereka hanya rajin ke mesjid hanya ketika bulan Ramadhan, begitu selesai Ramadhan maka selesailah kegiatan ibadah di mesjid mereka kembali ke mesjid menanti datangnya Ramadhan tahun berikutnya. Hal ini sangat memprihatinkan kita semua. “Bagaimana negeri kita akan makmur padahal umat yang mayoritas ini kurang konsekuen dengan agamanya.
Taqwa sepertinya sudah basi jika dibahas, akan tetapi taqwa adalah modal pokok Negara kita akan makmur. Taqwa merupakan hasil dari puasa kita. Oleh karena itu jika Ramadhan kita tinggalkan mestinya kita lebih baik daripada sebelum puasa.
Ramadhan juga disebut syahrut tarbiyyah, yaitu bulan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya bertujuan menjadikan kita orang yang bertaqwa. Pendidikan tidak hanya sekedar sebuah kegiatan belajar dan mengajar tetapi sebuah kegiatan penanaman nilai-nilai yang positif, sehingga nilai-nilai tersebut menjadi watak dan karakter kita. Seharusnyalah nilai-nilai yang positif menjadi bagian dari kepribadian kita semua.
Nilai-nilai positif yang diajarkan para guru, ustadz atau kyai sering hanya menjadi bahan pembicaraan, bahan leluconan akan tetapi dalam kenyataan dalam masyarakat belum terwujud oleh karena itu dalam hal ini tujuan pendidikan secara makro belum sepenuhnya berhasil, terbukti masih banyak di antara kita yang melakukan kesalahan tetapi tidak merasa berbuat salah karena kesalahan dalam masyarakat sering dianggap sesuatu yang lumrah seperti korupsi yang jelas-jelas sebuah kejahatan tapi mulai dari tingkat bawah sampai tingkat atas banyak yang melakukan dengan skala masing-masing. Yang tingkat bawah kecil-kecilan mungkin hanya ratusan atau ribuan rupiah tapi di tingkat atas mencapai milyaran rupiah. Contoh lain yaitu terjadinya tawuran pelajar yang sering mewarnai berita di televisi, sepertinya tawuran menjadi hal yang lumrah di kalangan pelajar daerah atau sekolah tertentu yang turun temurun padahal ini adalah jelas perbuatan jahat yang merugikan semuanya termasuk mereka yang tawuran.
Pendidikan mencakup bebarapa hal yang harus dilakukan, terutama pendidikan agama atau ketaqwaan. Yang pertama, kegiatan pembelajaran yang cukup. Kedua, kegiatan praktek/atau pelatihan yang tepat, Ketiga, adalah evaluasi yang berkelanjutan, Keempat adalah kegiatan motivasi tiada henti, dalam bentuk lomba berhadiah, penghargaan kepada masyarakat atau anggota masyarakat yang berprestasi. Seringkali dalam masyarakat kita terjadi ketidakadilan yaitu orang-orang yang berbuat salah mendapat hukuman sementara orang yang berbuat kebaikan dan berperan besar di masyarakat kurang diperhatikan. Hal ini dapat melemahkan semangat di antara kita untuk berbuat yang lebih baik dan lebih besar skala kebaikannya.
Dengan demikian semoga puasa kita kali ini media yang mendidik, melatih kita semua menjadi insane yang bertaqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya.
Untaian Mutiara Bermakna
Berpikirlah sebelum bertindak, sebab orang yang
bertindak tanpa berpikir adalah gila.
Orang yang baik adalah orang biasa berbuat kebaikan,
sedangkan orang yang tidak baik tidak biasa berbuat baik. Oleh karena itu
biasakan berbuat baik supaya anda menjadi orang yang baik.
Orang sering tersiksa dengan nafsu dan keinginan,
padahal nafsu dan keinginan bukanlah sebuah kebutuhan.
Memiliki cita-cita adalah biasa, tapi mewujudkan
cita-cita adalah luar biasa.
Seringkali orang iri dengan kenikmatan yang diberikan
Allah kepada orang lain, padahal Allah juga memberikan kenikmatan kepadanya
hanya mungkin jenisnya yang tak sama dan itulah yang tidak dipahami.
Di dunia ini banyak orang yang sok pahlawan, tetapi
sedikit orang yang menjadi pahlawan.
Ahmadi
Pleret, 7 Agustus 2011
Pak Ahmadi menjawab :
Tanya :Pak Ahmadi
yang terhormat aku ada pertanyaan:”Apa yang harus aku lakukan terhadap orang
yang senang membuat fitnah, sebab saya saat ini menjadi korban fitnah orang?”
Terima kasih atas jawabannya. (085643xxxxxx)
Jawab: Apabila kita
dicela, dimaki atau difitnah orang janganlah kita kembali memaki, mencela atau
memfitnah orang tersebut. Sebab jika kita memaki, mencela atau memfitnah orang
tersebut berarti kita sama dengan orang tersebut. Yang harus kita lakukan
adalah beri saja orang tersebut sedekah, Insya Allah orang tersebut akan
berhenti memaki , mencela atau memfitnah kita dengan demikian kita lebih baik
daripada orang tersebut. Kita tidak perlu mencela atau memfitnah orang, karena
hanya akan membuat derajat kita rendah di hadapan manusia dan di hadapan Allah
SWT.
Tanya : Pak Ahmadi yang
saya kagumi, saat ini saya sedang dalam keadaan susah dan bingung. Saya tidak
tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Aku seperti orang yang stress. Aku
sering merasa seperti menjadi manusia yang tidak berharga. Apa nasehat Bapak
kepada saya? (0274) 788 xxxx
Jawab: Memang setiap
manusia akan mengalami hal-hal yang tidak bisa dipahami dan sepertinya sulit
dipecahkan sehingga membuat orang stress dan susah. Akan tetapi kita manusia
telah diberi resep menghadapi masa-masa kritis yaitu dengan shalat dan sabar
artinya kita tidak usah terburu-buru masalah yang kita hadapi cepat selesai
karena kita sendiri sedang bingung. Oleh karena itu yang terpenting kita
lakukan apa yang dapat kita lakukan dan yakin bahwa Allah akan menolong kita.
Seringkali kita tidak sabar bahwa sebenarnya pertolongan Allah sangat dekat,
maka yang lebih penting lagi kita mesti lebih dekat kepada Allah dengan banyak
berdo’a.
Pada hari Ahad, 24
Juli 2011 bertempat di MAN Sabdodadi Bantul telah terselenggara Festival Anak
Shaleh kerjasama antara Badko TKA-TPA Kabupaten Bantul dengan Kementerian Agama
Kabupaten Bantul. Festival kali ini diikuti peserta sejumlah 300 peserta yang
merupakan perwakilan dari Badko TKA-TPA Kecamatan seluruh Kabupaten Bantul.
Dalam festival ini kembali Badko TKA-TPA Kecamatan Banguntapan meraih juara
umum. Dalam festival ini dipertanding cabang lomba tartil tka pa-pi, tartil tpa
pa-pi, tilawah tqa, tahfidz juz ‘Amma, kaligrafi, mewarnai tka pa-pi,
menggambar tpa pa-pi. Festival ini dibuka oleh Bapak Suarman staf ahli
pemerintah Kabupaten Bantul. Acara festival berakhir pukul 14.30 WIB dan
ditutup Ketua Badko TKA-TPA Kabupaten Bantul Bapak Ahmadi.
Buletin Gemilang
Diterbitkan oleh Badan Koordinasi TKA-TPA Kabupaten
Bantul. Penanggungjawab: Ketua Badko TKA-TPA Kabupaten Bantul. Pimpinan Redaksi
: Ardian Widianto. Dewan Redaksi : Ahmadi, Judi Iswanto, Tujiman, M Razes
Taufik, Arif Yulianto. Distribusi : TP Suprihatin. Alamat Redaksi : Jl. Sultan
Agung Km 1.3 Tajeman Palbapang Bantul Telp. 0274 6510131
Tidak ada komentar:
Posting Komentar