Bagaimana
Ustadz TPA yang seharusnya ?
Oleh: Ahmadi
Menjadi ustadz TPA adalah sebuah panggilan hati, ustadz TPA adalah
sebuah pekerjaan yang amat sangat mulia, karena akan mengantarkan anak-anak
kita mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
Kehidupan seseorang membutuhkan tuntunan yang menjadi pedoman
dalam menjalaninya. Oleh karena itu tugas ustadz adalah memberikan arahan
kepada para santri sehingga kelak hidupnya akan memiliki arah yang jelas, serta
santri tidak ragu dengan tujuan hidupnya.
Bagaimana menjadi ustadz TPA yang seharusnya ?
Ustadz TPA seharusnyalah memiliki bekal yang cukup untuk mendidik
santri-santrinya. Dengan demikian dia tidak memberikan sesuatu yang keliru
apalagi salah. Akibat dari kekeliruan seorang ustadz akan berakibat fatal bagi
anak-anak. Misalnya seorang ustadz melakukan kesalahan di depan santri kemudian
dicontoh oleh santrinya, hal ini akan menjadikan pembenaran bagi santri untuk
melakukan yang sama, walaupun itu keliru. Oleh karena itu seorang ustadz harus
ekstra hati-hati dalam berbagai hal.
Sering juga seorang ustadz melakukan kesalahan karena sesuatu yang
dia tidak ketahui, maka seharusnyalah ustadz untuk belajar terus, membaca
banyak kitab dan banyak referensi sehingga melakukan sesuatu dengan
pertimbangan yang matang.
Seorang ustadz juga semestinya tidak mudah menyalahkan orang atau
pendapat yang berbeda, karena hal ini akan membangun fanatisme yang salah.
Dimana sering terjadi santri menyalahkan orangtuanya dan lebih percaya dengan
gurunya daripada orang atau guru yang lain, padahal orang lain belum tentu
salah. Mestinya guru memberikan wawasan yang luas kepada santrinya serta
mendorong santrinya untuk lebih banyak belajar serta belajar kepada lebih
banyak guru, sebab guru adalah manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Bisa
saja seorang guru mengetahui sesuatu tapi tidak mengetahui seperti yang
diketahui orang lain. Artinya kita tidak boleh merendahkan orang lain karena
bisa saja orang tersebut mengetahui apa yang tidak kita ketahui.
Seringkali ustadz memiliki santri yang bermasalah, oleh karena itu
dalam menyelesaikan masalah semestinya ustadz mengedepankan penyelesaian yang
logis serta manusiawi, jangan menggunakan pendekatan penyelesaian dengan
kekerasan baik fisik atau non fisik, karena hal ini akan senantiasa diingat
selama hidupnya oleh santri.
Di samping itu seorang ustadz seharusnya memiliki kesabaran dalam
menghadapi santri-santrinya. Memang seorang ustadz memiliki tugas berat,
dibutuhkan kesabaran yang tinggi, untuk membangun kesabaran seorang ustadz
harus memiliki kekuatan batin, sehingga mampu menghadapi berbagai persoalan
yang menghadang. Oleh karena itu sudah seharusnya seorang ustadz memiliki
amaliah yang menjadikan dia dekat dan dicintai Allah SWT, sehingga Allah SWT senantiasa
memasukkan spirit kehidupan baginya serta menguatkan keyakinannya.
Selanjutnya seorang jangan merasa menjadi orang super yang tahu
segalanya dan dapat melakukan apa saja, untuk mencapai sesuatu seorang ustadz
membutuhkan orang lain. Seorang ustadz adalah manusia biasa yang sering berbuat
salah, oleh karena itu seorang ustadz juga harus mau meminta maaf kepada siapa
saja jika melakukan kesalahan, bukan berarti membuat dirinya hina, tetapi mohon
maaf justru akan menunjukkan kebesaran hatinya.
Demikian yang semoga bermanfaat, Aamiin.
“Hanya orang sabarlah
yang akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, hanya orang yang beriman dan
berilmulah yang diangkat derajatnya, oleh karena itu bersabar, beriman dan
berilmu bagi ustadz adalah sebuah keharusan.”
Disampaikan dalam pembinaan Ustadz TPA se kecamatan Jetis di TPA Blawong pada hari Ahad, tanggal 13 Maret 2013 Jam 13.00 - 14.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar