![]() |

![]() |
Sajian Spesial Pijar
Terjebak Dalam Budaya “Hura-Hura”
Oleh : Ahmadi
Allah SWT berfirman
:” ….Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah kamu diperdaya oleh
kehidupan dunia, dan janganlah penipu memperdaya kamu untuk mentaati Allah.”
(QS. Luqman 31)
Ketika tahun baru
datang, kita saksikan dimana-mana banyak diantara kita yang berpesta pora
merayakan tahun baru. Kegiatan yang bersifat hura-hura tersebut sudah tentu
terjadi pemborosan, padahal pemborosan adalah termasuk perbuatan syetan,
sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Isra’ 27 : “Sesungguhnya orang-orang
yang berbuat boros adalah saudara syetan, padahal syetan terhadap tuhannya
adalah ingkar.”
Kaum muda kita
banyak yang terjebak dalam budaya yang penting senang, yang penting nikmat.
Mereka sudah banyak yang kehilangan jati diri sebagai seorang muslim, mereka mengaku beragama Islam tetapi
kehidupannya jauh dari nilai-nilai Islam.
Jika kita
perhatikan tahun baru tempat mana yang banyak dikunjungi, tentunya tempat-tempat
wisata, padahal perayaan tahun baru biasanya dirayakan pada tengah malam jam
12.00 malam. Tentu hal ini lebih banyak maksiat yang terjadi. Bagaimana mungkin
seorang wanita dan laki-laki yang sudah tentu bukan saudara, bukan suami istri
malam-malam pergi, tentu hal tersebut hanya akan “pacaran”.
Mestinya ketika
tahun baru datang kita sadari bahwa umur kita secara kuantitas bertambah,
tetapi secara jatah umur kita akan habis. Sehingga mestinya tahun baru kita
bermuhasabah agar tahun depan kita dapat berbuat yang lebih baik.
Saat ini sangat
jarang kita mendengar muda-mudi yang berbuat untuk kemajuan masyarakat, lebih
banyak mereka berbuat yang mereka suka atau yang mereka anggap menguntungkan.
Banyak yang terjerumus kedalam kemaksiatan. Apalagi jika kita melihat data
nikah di KUA banyak sekali terjadi pernikahan hamil dahulu. Tentu ini adalah
gambaran buram generasi muda kita yang menjadi “PEKERJAAN RUMAH” kita bersama
terlebih penyuluh agama Islam secara keseluruhan.
Orang tua memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap putra-putrinya dalam membimbing dalam dunia
pergaulan. Seringkali terjadi pembiaran para orang tua menyaksikan
putra-putrinya bergaul bebas. Padahal pergaulan bebas hanya akan membawa nama
buruk bagi orang tuanya atau masyarakat sekitarnya.
Saat ini jika kita
saksikan di media masa terutama media elektronik banyak menayangkan acara yang
mengumbar nafsu. Bisa kita saksikan di tengah-tengah malam acara siaran
langsung, padahal disaksikan para kawula muda-mudi dengan pakaian yang serba
minim. Kita gak habis pikir mereka datang menyaksikan acara langsung tengah
malam apa mereka dapat ijin dari orang tua. Hal ini yang menjadi keprihatinan
kita ternyata tidak hanya anak muda, tetapi orang tua mereka juga kurang atau
tidak memiliki tanggung jawab menyelamatkan moral anak-anak mereka.
Aneh bin ajaib,
anak muda saat ini jika diberi nasehat oleh guru, kyai, ustadz, bahkan oleh
orang tua mereka sendiri yang memberi makan dan mencukupi kebutuhan mereka,
mereka tidak mematuhi, seakan-akan mereka sudah tahu apa yang terbaik baginya
padahal jelek baginya. Sebagaimana Allah juga berfirman:”Mungkin saja kamu
menyukai sesuatu padahal sesuatu tersebut buruk bagi kamu, mungkin saja kamu
membenci sesuatu padahal sesuatu tersebut baik bagi kamu.” (QS. Al-Baqarah 216)
Agama adalah
nasehat bagi manusia, seringkali sebagian kita memiliki anggapan bahwa agama
adalah teori-teori masa lalu. Padahal agama datang dalam rangka untuk
memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana seharusnya dia menjalani hidup di
dunia. Dalam rangka untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki yang selamanya
sampai di kehidupan selanjutnya.
Banyak di antara
kita yang memiliki paham materialisme, mereka menganggap materilah yang dapat
membawa kebahagian, sehingga ritual-ritual agama yang mereka anggap tidak menghasilkan
secara materi tidak mereka laksanakan. Padahal materi mereka juga memahami
bersifat fana/sementara yang hanya akan membuat mereka sengsara.
Terjadinya
kasus-kasus korupsi, ketidakadilan, manipulasi adalah gambaran bahwa banyak
diantara kita yang kehidupannya memiliki keterikatan dengan materi sangat
tinggi, sehingga seakan-akan dia tidak bisa hidup tanpa materi atau uang yang
cukup. Seakan-akan materi yang menghidupi mereka, mereka meninggalkan Tuhan.
Padahal Tuhanlah yang mencipta materi.
Manusia memiliki
dua unsur utama yaitu Jasmani dan Ruhani. Sudah semestinya keduanya harus
mendapat perhatian kita, jika kita hanya terikat oleh materi, maka kehidupan
manusia tak ubahnya hewan.
Hewan tidak
memiliki amanat mengabdi kepada Zat yang Maha Kuasa, sehingga hewan
hanya bersifat materi yang tidak dimintai pertanggung jawaban. Manusia adalah
makhluk yang paling mulia, karena memiliki tanggung jawab yang besar dalam
memakmurkan bumi.
Memakmurkan bumi bukan berarti berbuat hura-hura yang
memboroskan harta, waktu. Memakmurkan bumi adalah meciptakan peradaban yang
mensejahterakan kehidupan manusia.
Wallohu a’lam.
KISAH
Alkisah, pada jaman dahulu ada seorang rahib yang sangat
terkenal tekun beribadah, suatu saat ada seorang gadis mampir di biara rahib
tersebut karena kehujanan. Gadis tersebut tiba-tiba menanggalkan seluruh
pakaiannya karena kedinginan. Hal tersebut disaksikan oleh rahib tersebut,
tergetarlah hati rahib tersebut sehingga timbul nafsu birahinya, maka
terjadilah gejolak hati rahib.
Syetan membisiki:”Ini saatnya rahib menikmati tubuh seorang
gadis, dan tidak aka nada orang yang mengetahui.”
Rahib berkata dalam hatinya: “Ini adalah kesempatan, tetapi
apakah aku kuat akan siksa api neraka?”
Kemudian rahib memegang bara api jika dia kuat menahan bara
api, maka dia akan menikmati tubuh gadis tersebut. Ternyata rahib tersebut
tidak kuat menahan bara api, sehingga berteriak kesakitan.
Mendengar teriakan rahib gadis tersebut meninggal dunia.
Rahib bingung, kemudia gadis tersebut dikuburkan di belakang biara.
Selanjutnya tersebar kabar di masyarakat, bahwa rahib yang
selama ini dikagumi oleh masyarakat ternyata telah memperkosa seorang gadis dan
membunuhnya.
Selanjutnya rahib tersebut ditangkap dan diserahkan kepada
raja untuk diadili.
Karena kejadian tersebut tidak ada seorang saksipun, maka
pengadilan tidak dapat dilaksanakan, tetapi masyarakat tidak mau menerima
kejadian tersebut, maka kemudian gadis yang telah mati dijadikan alat bukti di
pengadilan. Lalu terjadilah kejadian luar biasa, gadis tersebut bangun dan
menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Bahwa dia mati bukan karena diperkosa
oleh rahib tersebut, tetapi karena dia kaget mendengar teriakan rahib yang
memegang bara api.
Setelah kejadian itu, gadis tersebut mati lagi. Beberapa
saat kemudian rahib juga menyusul meninggal dunia. Akhirnya dalam kisah tersebut Allah
mempersatukan rahib dengan gadis tersebut di alam selanjutnya, sebagai balasan
atas keteguhan hati sang rahib.
Kontemplasi
Tahun Baru
Ketika kita
meninggalkan sesuatu, seringkali kita merasakan susah, tetapi ketika tahun kita
tinggalkan banyak diantara kita yang bersuka ria, pesta pora seakan akan hidup
selamanya, padahal jatah hidup semakin berkurang.
Ketika kita
masuk tahun baru banyak diantara kita berhura-hura, padahal tahun baru menuntut
kita tanggung jawab untuk berbuat yang bermanfaat, jika kita berbuat yang tidak
bisa dipertanggung jawabkan akan mendapat laknat.
Tahun baru
semestinya menjadikan kita tambah semangat dalam menciptakan karya-karya yang berguna bagi
nusa dan bangsa serta agama. Bukan
malahan merugikan diri
sendiri keluarga dan bangsa.
“SELAMAT TAHUN BARU 2012,” teriring
doa, semoga kita senantiasa dalam bimbinganNya.
Buletin
PIJAR
Penasehat
Dewan
Redaksi
Layout
Alamat
|
:
Kepala KUA Kecamatan Piyungan
:
Ahmadi, Ani Muzayaroh, S.Ag, Nuraeni, S.Ag.
:
Adi’s Grafis
:
KUA Piyungan, Piyungan Srimartani Piyungan Bantul YK
|