Keutamaan Shalat Jama'ah
oleh Ahmadi
Latar Belakang Masalah
Jika kita amati masjid-masjid terutama di pedesaan yang jauh dari lingkungan pondok pesantren kegiatan ibadah shalat jama'ah sangat memprihatinkan. Apabila kita mau meneliti, maka tidak lebih dari 10% penduduk yang melaksanakan shalat jama'ah. Sevagai contoh di kampung penulis dari julah penduduk 600-an yang hadir shalat jama'ah maghrib rata-rata 60-an, sedang shalat 'isya' rata-rata 50-an, shalat shubuh rata-rata 40-an, shalat 'ashar rata-rata 30-an. Jika melihat masjid di tempat lain sangat jauh memprihatinkan.
Di beberapa tempat orang-orang yang semestinya menjadi contoh, seperti pengurus takmir, dukuh, lurah yang beragama Islam kebanyakan hanya hadir shalat jama'ah ketika shalat Jum'ah, selebihnya tidak diketahui shalatnya dimana.
Apabila kita amati shalat jama'ah khususnya shubuh lebih memprihatinkan. Dimana-mana terdengar suara adzan, tetapi sering yang terjadi yang shalat hanya seorang Imam dan makmumnya adalah muadzinnya sendiri.
Rumusan Masalah
1. Mengapa masyarakat kita masih enggan melaksanakan shalat jama'ah?
2. Sudahkah para pemuka masyarakat yang beragama Islam dapat menjadi contoh dalam hal shalat jama'ah?
Pembahasan
Shalat jama'ah sangat dianjurkan, bahkan para ulama menentukan hukumnya Sunat Muakkad artinya sunat yang dikuatkan. Sebagaimana Nabi SAW bersabda: "Demi Dzat yang menguasai jiwaku, saya bermaksud untuk menyuruh orang mengumpulkan kayu bakar kemudian menyuruh orang untuk beradzan dan menyuruh pula seorang laki-laki untuk mengimami orang banyak, kemudian saya akan pergi mendatangi kepada orang-orang yang tidak hadir shalat jama'ah lantas saya bakar rumah mereka itu." (HR Bukhari-Muslim)
Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda:"Keutamaan shalat jama'ah dibanding shalat sendirian adalah 27 derajat." (HR Bukhari-Muslim)
Kedua hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya shalat jama'ah.
Orang yang shalat sendirian diibaratkan seekor kambing yang sedang merumput sendirian di tengah lapangan, maka dengan mudahnya dimangsa srigala. Begitu juga jika kita shalat sendirian, maka kita akan mudah digoda syetan. Seringkali terjadi jika kita shalat sendiri, sering lupa bacaan, lupa jumlah rakaat, tentu saja ketika shalat sendiri tidak ada yang mengingatkan sehingga shalat yang kita lakukan menjadi rusak, kemungkinan diterima Allah sangat kecil.
Orang yang berjalan ke masjid untuk melaksanakan shalat jama'ah, maka satu langkah akan dihapus dosanya dan langkah berikutnya akan dinaikkan derajatnya. Sebagaimana Nabi SAW bersabda:"Siapa yang bersuci di rumahnya kemudian berjalan ke masjid untuk menunaikan shalat fardlu, maka semua langkahnya dihitung yang satu menghapus dosa dan yang kedua untuk menaikkan derajat."(HR Muslim)
Shalat adalah salah satu bentuk iman dan taqwa, sedangkan iman dan taqwa senantiasa berbanding lurus dengan kemakmuran dan kesejahteraan pada suatu kampung atau negeri. Artinya semakin tinggi masyarakat melaksanakan shalat jama'ah akan semakin tinggi pula tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat tersebut. Sebagaimana Allah berfirman:"Seandainya pendududk suatu negeri beriman dan bertaqwa, sungguh akan kami bukakan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakan, maka akan kami siksa mereka sebab apa yang mereka kerjakan."
Dalam kitab Durratun Nashihin disebutkan bahwa orang yang rajin shalat jama'ah baginya 5 perkara :
1. Tidak bakal menderita kefakiran di dunia.
2. Allah akan membebaskannya dari siksa kubur.
3. Menerima catatan amal dengan tangan kanan.
4. Melewati jembatan(di atas neraka) seperti kilat menyambar.
5. Allah akan memasukkan ke syurga tanpa hisab dan tanpa siksa.
Bebera sebab dan alasan yang menyebabkan seseorang tidak atau belum mau melaksanakan shalat jama'ah di masjid :
1. sibuk dengan pekerjaan
2. malu karena jarang pergi ke masjid/takut dicemooh orang/takut bayangannya sendiri.
3. merasa penuh atau banyak dosa sehingga tidak pantas menginjakkan kakinya di tempat suci.
4. melihat orang lain yang rajin berjama'ah secara materi tidak ada bedanya dengan dirinya atau bahkan berada di bawahnya, sehingga menganggap shalat jama'ah tidak penting.
5. belum memahami keutamaan shalat jama'ah
6. tidak ada forum pengajian yang mengingatkan pentingnya shalat jama'ah
7. keimanan dan keyakinan yang masih lemah sehingga belum mampu mengatasi godaan syetan
8. tidak cocok dengan imam
9. dll.
Dari beberapa permasalahan di atas , maka tugas para ustadz, kyai dan muballigh semakin berat, apalagi jika para pemimpin pemerintahan kita belum dapat dijadikan contoh dalam hal shalat jama'ah. Oleh karena itu kita harus senantiasa menggencarkan dan memahamkan keyakinan beragama dalam masyarakat di lingkungan kita masing-masing.
Dakwah merupakan tugas kita dalam rangka memberikan pemahaman dan pembiasaan kehidupan beragama di masyarakat. Yang lebih penting bagi kita adalah kita harus menjadi teladan di lingkungan kita. Jangan sampai kita hanya banyak omong tapi tidak dapat menjadi contoh. Apalagi seorang ustadz, kyai atau tokoh masyarakat yang menjadi tolok ukur kehidupan beragama masyarakat, akan menjadi dalil pembenaran di masyarakat, umpamanya seorang ustadz jarang ke masjid, maka masyarakat akan menilai ustadznya saja jarang ke masjid, apalagi masyarakatnya.
Selanjutnya perlu diupayakan langkah-langkah, sehingga kegiatan shalat jama'ah semakin meningkat di antaranya :
1. peningkatan kegiatan pengajian baik secara kualitas maupun kuantitas.
2. perbaikan sarana prasarana tempat ibadah, sehingga orang tertarik mendatangi shalat jama'ah
3. pemilihan iman yang berkualitas dan memiliki integritas akhlak yang disukai masyarakat
4. peningkatan pemahaman khususnya shalat jama'ah
5. peningkatan perhatian pengurus takmir kepada jama'ah
6. peningkatan keamanan masjid
7. dll
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
Masyarakat kita masih belum giat dalam pelaksanaan shalat jama'ah dikarenakan :
1. Kurang memahami hikmah dan keutamaan shalat jama'ah
2. Kurangnya keyakinan dalam beragama
3. Agama sering dianggap ritual tanpa makna
4. Kurangnya teladan dalam masyarakat
5. Kurangnya orang yang mau berdakwah
6. dll.
Saran / ajakan :
1. Mari kita tingkatkan pemahaman kita terhadap kaifiyah maupun hikmah shalat jama'ah,
2. Mari kita ajak mulai diri kita, keluarga,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar