Senin, 09 Desember 2013

Prinsip Membaca Al-Qur'an



Beberapa Prinsip Membaca Al-Qur’an
Oleh Ahmadi

Pendahuluan
Sebagai seorang muslim pengemban kitab suci Al-Qur’an, sudah semestinya untuk mengerti isi kitab Al-Qur’an dan harus dapat membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya, serta mau mengajarkan kepada manusia, sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan :
خيركم من تعلّم القرﺁن وعلّمه
“Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.” (HR Bukhari)
انّ الذي ليس في جوفه شيء من القرﺁن كالبيت الخرب
 “Orang yang rongga dadanya kosong daripada Al-Qur’an, seakan-akan rumah yang tidak berpenghuni.” (HR Turmudzi)
وَرَتِّلِ الْقُرْﺁنَ تَرْتِيْلاً

“Bacalah Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya/tartil.” (QS Al-Muzammil 4)
سمعت النبيّ قرأ فى العشاء بالتّين والزيتون فما سمعت احدًا احسن صوتًا منه

“Saya mendengar Nabi SAW waktu shalat ‘Isya membaca surat “Wattiini wazzaituun” saya belum pernah mendengar orang yang suaranya semerdu itu.” (HR Muttafaqun ‘alaih)
لقد اوتيت مزمارا من مزامير آل داود

Waktu Nabi saw mendengar bacaan sahabatnya, Abu Musa al-Asy’ary, beliau menyatakan kesannya; “Suaramu itu laksana seruling kaum Nabi Daud” (HR Muttafaqun ‘alaih)
من لم يتغنّ بالقرآن فليس منّا
“Siapa yang tidak melagukan bacaan Al-Qur’an, dia bukan dari golongan kita” (HR Abu Daud)

Berdasarkan dalil-dalil di atas, belajar dan membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya adalah keharusan setiap muslim.

Beberapa Prinsip  Membaca Al-Qur’an
Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam membaca Al-Qur’an yaitu :
1.       Mengucapkan huruf dengan benar, baik huruf hidup/berharokat
2.       Membaca syakal dengan benar.
3.       Bacaan Panjang  dan Pendek dengan benar.
4.       Bacaan Idzhaar, Idghoom, Iqlaab dan Ikhfaa’ dengan benar.
5.       Cara Waqof dan Ibtida’ yang tepat.

Kesalahan yang Prinsip
Kesalahan yang prinsip biasa kita dengar yaitu :
1.       Salah hurufnya.
2.       Salah syakal/harokatnya
3.       Salah panjang pendeknya
4.       Salah waqof atau ibtida’


Kesalahan Yang Tidak Fatal
1.       Idzhaar, Idghoom, Ikhfaa’
2.       Ghunnah atau tidak ghunnah.

Kesimpulan
  1. Membaca Al-Qur’an adalah ibadah, maka syarat ibadah diterima adalah dengan ilmu, Ilmu membaca Al-Qur’an adalah Tajwid. Jadi Tajwid menjadi keharusan dalam membaca Al-Qur’an.
  2. Membaca Al-Qur’an dengan tajwid akan dapat menjaga Al-Qur’an dari kesalahan makna dan juga menjaga Al-Qur’an sesuai ketika diturunkan.
  3. Dengan membaca Al-Qur’an dengan tajwid, maka Al-Qur’an akan terdengar keagungannya dan sekaligus kita berdakwah dengan Al-Qur’an, karena tajwid berarti memperindah bacaan Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar